Sebuah Rahasia

06.45 , 2 Comments

Aku bahkan belum kemana-mana. Tapi aku sudah merindukan tempat ini. Tempat dimana kita bertemu setiap hari. Aku merindukanmu!
Aku ingin menulis setiap jengkal perjalanan dan pertemuan denganmu.

Hari ini, ku putuskan untuk menjemput semua ingatan dan kenangan. Karena telah ku ikrarkan tuk melupakan dan mengikhlaskanmu.

Mungkin catatan ini tak kan ku mulai dari awal. Akan ku tulis setiap yang ku ingat. Dan setiap yang mampu ku tulis.

Hari ini aku berjanji akan membuka semua rahasia dalam hati. Karena sudah cukup aku memendam, dan yang terpenting, sudah tak lagi kau mengisi hatiku. Hatiku kini bagai udara. Bebas siapapun yang ingin memilikinya.

Dan aku harap kau akan membacanya. Tak perduli bagaimana caranya. Aku ingin kau tahu, bahwa aku pernah mencintaimu dengan sebegini dalam. Dan kau harus tahu, ada orang sebodoh aku yang merindukanmu setiap waktu, tapi tak sedikitpun mencoba untuk menanya kabarmu, apalagi mengajak bertemu.

Aku ingin kau tahu, bahwa aku pernah beberapa kali menangisimu. Merindukanmu dalam diam, dan ku pendam dalam tawa dan air mata. Aku ingin kau tahu, bahwa aku pernah sangat merindukanmu, hingga aku terisak di bawah bantal, dan terlelap dalam pelukan hangat impian.
Aku ingin kau tahu, bahwa merindukanmu adalah satu dari banyak agenda wajib dalam tiga tahun masa kuliahku.

Aku ingin kau tahu, bahwa namamulah yang ku sebut saat aku takut, cemas, sedih, bahkan bahagia. 
Aku ingin kau tahu, bahwa alam bawah sadarku dikuasai satu, namamu.
Yang ku isyaratkan dengan 'Waktu' di setiap tulisanku.


Aku sungguh merindukanmu!
Merindukan suaramu, Merindukan matamu yang hilang saat tertawa. Aku rindu tubuhmu yang kokoh.

Aku merindu debar saat melihatmu, atau saat memandangmu diam-diam lalu kau menoleh kepadaku.
Aku rindu!


Hanya saja, saat Aku menulis ini, tak banyak yang kurindukan darimu. Tak banyak yang bisa kutulis tentangmu. Tak ada sedikitpun kenangan denganmu. Selain kalimat "elok-elok" yang kau ucapkan sekitar enam tahun yang lalu. Saat kau mengantarku ke  halte sehabis acara kelas kita.

Apalagi kenangan tentang kita?
Ku rasa tak Ada. 
Apa benar Aku mencintaimu lebih dari Lima tahun, sedang Aku Tak miliki kenangan apapun denganmu?


Ah sudahlah. Nanti kutulis apa yang bisa dan apa yang harus ku tulis. Biar kau yang tentukan nanti, apa benar aku mencintaimu sebegini gila.

Rafika Surya Bono

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

2 komentar: